Museum Jenang Pertama di Indonesia Ada di Kota Ini

Museum Jenang Pertama di Indonesia Ada di Kota Ini

Selain dikenal sebagai kota Kretek dan wisata religi, Kudus juga mempunyai Museum Jenang Kudus. Museum ini dibangun oleh pabrik jenang Mubarok Food di Jalan Sunan Muria Kudus, Desa Glantengan, Kecamatan Kota.

Museum Jenang Kudus yang pertama di Indonesia ini seolah meneguhkan bahwa Kudus merupakan penghasil jenang terbesar di Jawa Tengah. Direktur Utama Mubarok Food Cipta Delicia Muhammad Hilmy mengatakan, museum itu menggambarkan suasana di wilayah Kabupaten Kudus.

Selain itu, menceritakan aktvitas masyarakat setempat pada tahun 1930-an di Pasar Bubar Menara, sebagai pasar pertama jenang Kudus.

"Museum Jenang ini satu-satunya dan pertama di Indonesia, kita ingin mengangkat citra Kudus melalui produk jenang," kata Hilmy.

Hilmy mengatakan, di dalam Museum Jenang Kudus juga disajikan berbagai kisah pembuatan jenang. Kemudian ada gambaran suasana komplek masjid menara dan makam Sunan Kudus yang tersusun rapi di dalam maket .

Tidak hanya itu. Di sebuah ruangan yang cukup luas tersebut, juga berdiri sebuah rumah adat khas Kudus. Selain itu, terdapat pula miniatur menara setinggi lima meter dan kisah perjalanan Mubarok Food Cipta Delisia dari masa ke masa.

Adapun cerita jenang khas Kudus dimulai dari produk milik H Mabruri dan istrinya Hj Alawiyah. Pasangan suami istri tersebut memulai bisnisnya membuat jenang. Jenang tersebut dijual di Pasar Bubar Menara pada tahun 1930.

"Awalnya belum ada merek, kemudian seiring jalannya waktu akhirnya dinamai Sinar 33. Nomor itu diambil dari nomor rumah, yang juga sebagai tempat produksi. Kini namanya Mubarok Food," imbuhnya.

Menurut Hilmy, jumlah pengunjung Musem Jenang sampai saat ini cukup lumayan. Kebanyakan merupakan wisatawan yang ingin berbelanja jenang. Lalu penasaran mampir dan masuk.

Mereka senang karena bisa mengetahui sejarah jenang sambil berfoto selfie secara gratis. "Jumlah pengunjung meski belum banyak sudah lumayan, tujuan utamanya membeli oleh-oleh. Museum ini kami sediakan secara gratis untuk siapa saja yang ingin berkunjung," terangnya.

Bupati Kudus Musthofa menjelaskan museum tidak hanya menjadi destinasi wisata namun juga sarana edukasi masyarakat.

"Perbanyak atraksi supaya jadi obyek wisata. Juga perbanyak kegiatan yang bisa menampung aspirasi khalayak umum seperti mengadakan workshop di museum," sarannya.

Supaya promosinya gencar harus proaktif mendatangi sekolah, kampus, dan komunitas masyarakat supaya museum dapat dikenal lebih dekat.

Musthofa juga mendorong pengelola untuk menyelenggarakan pertunjukan, festival, atau semacamnya untuk digelar di museum. Sehingga pelan tapi pasti keberadaan museum dapat dikenal lebih dekat.

Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai kesuksesam Museum Jenang Kudus itu sebenarnya bisa dicontoh daerah lain. Sebab setiap daerah selalu memiliki kuliner khas yang bisa dibuat storyline dan asal usul sejarahnya.

"Dan itu akan menjadi destinasi yang menarik," kata Menteri Pariwisata (detik.com)