Gus Mus : Mbak Alissa adalah Puteri Gus Dur yang Perkasa

Perkembangan teknologi sosial media dan informasi apabila tidak diikuti oleh perkembangan pola fikir orang yang menggunakannya akan membuat banyak orang jadi geleng-geleng kepala.

Bagaimana tidak, sekarangkan, zamannya smartphone atau ponsel pintar, tapi yang menggunakan ponsel tersebut tidak ada pintar-pintarnya sama sekali. Kalau sudah begini, apa tidak malu sama kucing? He he ..

Misalnya begini, kita kan hidup di negara demokrasi yang membuat kita bebas mengeluarkan pendapat. Tapi, sebebas-bebasnya kita mengeluarkan pendapat, tetap saja harus punya kontrol diri. Jadi, tidak boleh asal bicara saja. Istilah kerennya seenak jidatmu begitu.

Masalahnya, kebebasan berpendapat di Indonesia tidak di ikuti oleh kedewasaan pola fikir orang yang mengeluarkan pendapat tersebut. Mereka tidak siap menerima perbedaan pendapat. Beda pendapat sedikit saja, langsung di bully. Inikan parah. Masak semua orang harus “satu kepala” sama dia?

Kini giliran mbak Alissa Wahid, puteri sulung Presiden Republik Indonesia Keempat, Alm. Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur.

Alissa menjadi korban perisakan lantaran mengunggah opininya mengenai konflik berdarah Myanmar-Rohingya, di Twitter miliknya, Minggu (3/9)  akhir pekan lalu.

Beliau habis di bully oleh pendukung dan pengagum FPI karena menulis twit seperti di bawah ini :


Gus Mus : Mbak Alissa adalah Puteri Gus Dur yang Perkasa


Kita boleh menolak Ma Ba Tha, kelp ekstrimis Buddhis di Myanmar. Tapi Buddhis2 lain tidak seperti mereka. Spt sebagian besar kita bukan FPI.

Memangnya apa yang salah dengan cuitan mbak Alissa di atas? Itukan pendapat beliau. Karena kita hidup di negara demokrasi. Jadi bebas mengeluarkan pendapat. Kalau kalian tidak setuju dengan pendapat mbak Alissa tersebut, tinggal kasihkan pendapat kalian dengan cara yang sopan. Toh, perbedaan pendapat itu biasa. Yang luar biasa itu, saat kita berbeda pendapat, kita tetap bisa saling menghargai antara satu dengan yang lainnya.

Yang saya sayangkan, ada yang mengirim screenshot yang menyebut mbak Alissa (maaf) Anak Si Buta.

Gus Dur itu mantan presiden Indonesia dan sudah meninggal pula, tidak pantas rasanya menghina keadaan fisik seseorang. Setiap orang punya kekurangan masing-masing. Bersyukurlah kalian terlahir dengan fisik yang sempurna. Menghina fisik seseorang sama dengan menghina yang menciptakannya. Toh, orang yang buta mata belum tentu buta hatinya. Tapi yang kita lihat sekarang ini, banyak orang yang mata nya terbuka tapi hatinya tertutup. Tertutup oleh kebencian yang telah menyatu dalam darah dan nadinya.

Walaupun di bully habis-habisan, saya melihat mbak Alissa ini wanita yang tegar. Saya yakin, Alm. Gus Dur bangga punya anak seperti beliau. Karena ketegarannya inilah, dukungan mengalir kepada beliau. Salah satunya adalah dukungan dari A. Mustofa Bisri atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Mus. Gus Mus menulis seperti ini :

Tak ada yang bisa menyakiti anakku Alissa Wahid. Apalagi hanya pecundang yang sakit jiwa. Dia adalah puteri Gus Dur yang perkasa.

Tulisan dari Gus Mus tersebut bukan hanya menambah ketabahan dari seorang Alissa Wahid saja, tapi lebih dari itu, itulah kenyataan yang sebenarnya. Alissa Wahid itu puteri Gus Dur yang perkasa. Puteri dari Presiden Indonesia yang masa jabatannya singkat tapi bisa membuat namanya tetap harum dan dikenang sepanjang masa karena pola fikirnya yang luar biasa.

Selain itu, secara tidak langsung Gus Mus telah menampar orang-orang yang membully dengan menggunakan kekurangan fisik seseorang secara elegan. Mereka-mereka itu orang yang sakit jiwa karena beraninya cuma keroyokan. Kalau satu lawan satu, saya yakin mereka tidak akan berani.