Dialog Santri Aswaja vs Mahasiswa Wahabi tentang Keberadaan Allah dimana

Dialog Santri Aswaja vs Mahasiswa Wahabi tentang Keberadaan Allah dimana

Salah seorang pemilik akun facebook Achmed Al Munawi menuliskan satire-nya kepada kelompok Wahabi yang mentajsimkan Allah (menjasmanikan Allah) atau mengartikan Al-Qur’an secara tekstual, sindiran yang ditulis dengan gaya bahasa “Tanya Jawab” antara Santri Aswaja dan Mahasiswa Wahabi sangat menarik dan sangat mudah difahami, berikut kutipan lengkapnya:

Seorang mahasiswa yang kuliah di Makkah bertemu dengan seorang Santri Pondok ingusan yang masih mondok di sebuah pesantren.

Mahasiswa itu penampilannya heboh, berjanggut kambing, celana cingkrang, dahi hitam sekaligus rambutnya juga hitam (emang gitu kalee). Sedangkan si Santri Pondok biasa aja penampilannya seperti orang deso.

Mahasiswa          : Ya Akhi.. kamu mondok ya?
Santri Aswaja     : iya, kenapa bang?

Mahasiswa          : udah jangan mondok. di sini kiai jawa tidak ikut ulama makkah madinah yang mulia.
Santri Aswaja     : Maksudnya?

Mahasiswa         : Iya, maksudnya kiai jawa gak ikut ulama Makkah Madinah, contohnya, udah jelas dalam Al-Qur’an dikatakan Allah bersemayam diatas arsy. eh, si kiai jawa ngomong Allah tidak membutuhkan tempat
Santri Aswaja    : emang seperti apa ayatnya?

Mahasiswa         : ya banyak, salah satunya yang terpendek, Arrohmaanu ‘alal ‘arsyistawa (QS. Thaha 5)
Santri Aswaja    : berarti Allah bertempat di Arsy?

Mahasiswa        : loh iya. Wong ayatnya jelas gitu kok disangkal. Gimana toh..? Siapa yang mengingkarinya ia kafir. Bukankah juga nabi kita di mi’rajkan kesana?
Santri Aswaja    : Manggut-manggut trus berkata, bagaimana dengan beberapa ayat ini :
“wa idza saalaka ‘ibaadi anni fainnii qoriib….” (QS. Al-Baqarah 186), “wahuwa ma’akum aynamaa kuntum” (QS. Alhadiid 4), juga ayat yang artinya: “sesungguhnya aku (Ibrahim) pergi menuju Tuhanku (di Palestina) yang memberiku petunjuk (QS. Ash-Shaffat 99), juga, “bersihkanlah rumahKu untuk orang-orang yang tawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud” (QS. Al-Baqarah 125).
Dari dhahir ayat diatas kalo disesuaikan pemaknaannya sama dengan abang berarti Allah ada di Arsy, di palestina, dirumahnya baitullah, juga ada didekat kita. dan selalu bersama kita. Ini juga ayat qur’an bang. yang mana yang bener?

Mahasiswa       : (bengoong…) di atas arsy (tapi udah gak yakin). bukankah dalam hadits qudsy yang sohih imam muslim no.758 dikatakan bahwa Allah turun ke langit terendah saat 1/3 malam terakhir mendengarkan orang berzikir dan berdoa? kalo turun berarti di atas arsy dong. ini sohih lo… pokoknya percaya dah.
Santri Aswaja    : berarti Allah menurut hadits itu selalu ada di langit dunia dunk dan gak pernah balek lagi ke arsy, soalnya 1/3 malam di Situbondo semenit kemudian di Probolinggo. terus begitu selama 24 jam. ada siang ada malam otomatis ada 1/3 malam setiap waktunya. nah kan Allah tidak di Arsy.

Mahasiswa         : (pingsan kejang2…setelah siuman) iya, ya. berarti selama ini aku belajar sama ulama Dajjal yang menyesatkan. kalau begitu, di manakah Allah?
Santri Aswaja    : kata di mana menanyakan tempat, sedangkan Allah tidak membutuhkan tempat. karena tempat adalah makhluk sedang Allah ada sebelum makhluk. Jika abang mendengar raja menduduki wilayah Majapahit artinya sang raja menguasai wilayah itu bukan menduduki seperti abang duduk di kursi. Jika kamu berkata pada istrimu, “kamu selalu ada dalam hatiku” bukan berarti istrinya masuk kedalam hatimu. mana bisa?.

Jika engkau mendengar matahari terbenam disebelah barat bukan berarti mataharinya terbenam. Dia meletakkan kata-kata-NYA sendiri sesuai kehendak-NYA. kita mengimaninya dan menyerahkan setiap makna mutasyabihat kepada Pemiliknya.

Mahasiswa         : (kagum)….wah, Santri Pondoknya aja hebat padahal masih ingusan, apalagi Kiainya ya. aku mau mondok di tempat kamu aja dah, (sambil membuka celana cingkrangnya dikira bid’ah).

(INI BUKAN KATA KATA ULAMA LAGI, YANG MEMBANTAH ADALAH ALLAH SENDIRI). Selamat Merenung saudaraku Wahabi . .