Doa Sebelum Hubungan Intim di Malam Pertama Pengantin yang Diajarkan Rasululloh ﷺ

Anak shaleh adalah penyejuk mata dan penenang hati yang merupakan dambaan para keluarga Islami. 

Berbahagialah para orang tua yang memiliki anak - anak shaleh yang kelak akan menjadi ladang pahala yang terus mengalir meski sudah meninggalkan dunia ini.

Setelah memperbaiki ketakwaan diri, mencari jodoh yang berilmu syar'i dan berakhlak islami, selanjutnya memohon kepada Alloh yang Maha Kuasa, agar anak dijauhkan dari syetan. Berikut ini adalah doa ketika akan mendatangi dan berhubungan intim dengan istri di malam pengantin.

Sebelum melakukan hubungan intim di malam pertama, mempelai pria dianjurkan membaca bismillah dan mengusap rambut bagian depan mempelai perempuan. Ketika berjumpa pertama kali di kamar pengantin, mempelai pria dianjurkan untuk membaca doa berikut ini.


بَارَكَ اللهُ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنَّا فِي صَاحِبِه

BAROKALLOHU LIKULLI WAHIDIN MINNA FII SHOKHIBIH

Artinya, “Semoga Allah memberkahi setiap kita.”

Setelah itu dianjurkan untuk membaca doa yang diajarkan Rasulullah SAW sebagai berikut :

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ،
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

ALLOHUMMA INNI AS'ALUKA KHOIRAHA WA KHOIRAMA JABALTAHA ALAIH. 

WA A‘UDZHUBIKA MIN SYARRIHA  
WA SYARRIMA JABALTAHA ALAIHI.


Artinya, “ Ya Alloh, kepada-Mu aku memohon kebaikan istriku dan kebaikan sifat yang Kau ciptakan untuknya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan istriku dan keburukan sifat yang Engkau ciptakan untuknya.”

Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Suni, dan perawi lainnya dari Amr bin Syu‘aib dari ayahnya, dari kakeknya, dari Rasulullah SAW. Doa ini dicantumkan oleh Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkar.

Yang dimaksudkan dalam doa diatas adalah meminta kebaikan pada istri, lalu juga kebaikan dari sisi akhlak yang elok (yang baik).
Lalu hendaklah ia membaca doa dalam riwayat berikut ini.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا

“Jika salah seorang dari kalian (yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a:


BISMILLAH ALLAHUMMA JANNIBNAASY SYAITHOONA WA JANNIBISY SYAITHOONA MAA ROZAQTANAA.

Artinya: " Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya."
(HR. Bukhari, no. 6388; Muslim, no. 1434).

Doa kedua ini diawali dengan bismillah untuk memohon dan berdzikir pada Allah agar suami istri dijauhkan dari setan saat berhubungan intim, agar keturunannya pula dijauhkan dari setan. Sebagaimana hal ini yang dimaksudkan dalam ‘Aun Al-Ma’bud, 6: 143.

Ada lima keberkahan yang diperoleh dengan memanjatkan Doa di Malam Pertama, yaitu :
Pertama: Mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, ini sudah merupakan berkah tersendiri.

Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,

لَسْتُ تَارِكًا شَيْئًا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَعْمَلُ بِهِ إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ إِنِّي أَخْشَى إِنْ تَرَكْتُ شَيْئًا مِنْ أَمْرِهِ أَنْ أَزِيْغَ

”Aku tidaklah biarkan satu pun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang.” 
(HR. Bukhari, no. 3093; Muslim, no. 1759).

Kedua: Setan tidak akan turut serta dalam hubungan intim tersebut karena di dalam do’a ini diawali dengan penyebutan “bismillah”.
Demikian pendapat sebagian ulama. Mujahid rahimahullah berkata,

أَنَّ الَّذِي يُجَامِع وَلَا يُسَمِّي يَلْتَفّ الشَّيْطَان عَلَى إِحْلِيله فَيُجَامِع مَعَهُ

“Siapa yang berhubungan intim dengan istrinya lantas tidak mengawalinya dengan ‘bismillah’, maka setan akan menoleh pada pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya.” (Fath Al-Bari, 9: 229).

Ketiga: Kebaikan do’a ini pun akan berpengaruh pada keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim tersebut.

Buktinya adalah riwayat mursal namun hasan dari ‘Abdur Razaq di mana disebutkan,

إِذَا أَتَى الرَّجُل أَهْله فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقَتْنَا وَلَا تَجْعَل لِلشَّيْطَانِ نَصِيبًا فِيمَا رَزَقْتنَا ، فَكَانَ يُرْجَى إِنْ حَمَلْت أَنْ يَكُون وَلَدًا صَالِحًا

“Jika seseorang mendatangi istrinya (berhubungan intim), maka ucapkanlah ‘Ya Allah, berkahilah kami dan keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini, janganlah jadikan setan menjadi bagian pada keturunan kami’. Dari do’a ini, jika istrinya hamil, maka anak yang dilahirkan diharapkan adalah anak yang shalih” (Fath Al-Bari, 9: 229).

Keempat: Keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini akan selamat dari berbagai gangguan setan. Jika dipahami dari tekstual hadits, yang dimaksud dengan anak tersebut akan selamat dari berbagai bahaya adalah umum, yaitu mencakup bahaya dunia maupun agama. Namun Al-Qadhi ‘Iyadh berkata bahwa para ulama tidak memahami seperti itu. (Minhah Al-‘Allam, 7: 348).

Ibnu Daqiq Al ‘Ied berkata, “Bisa dipahami dari do’a ini bahwa setan juga tidak akan membahayakan agama anak dari hasil hubungan intim tersebut. Namun bukan berarti anak tersebut ma’shum artinya selamat dari dosa” (Fath Al-Bari, 9: 229).

Anak tersebut akan tetap berada di atas fithroh yaitu Islam. Setan bisa saja menggoda anak tersebut, namun segera ia akan kembali ke jalan yang lurus.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya” (QS. Al-A’raf: 201) (Lihat Minhah Al-‘Allam, 7: 349).

Kelima: Keberkahan do’a ini berlaku bagi wanita yang akan hamil dengan hubungan intim tersebut atau yang tidak akan hamil karena lafazhnya umum. Inilah pendapat Al Qadhi ‘Iyadh (Fath Al-Bari, 9: 229).

Shalat Dua Rakaat Bersama Istri, sebelum melakukan hubungan Intim.

Dari Abu Waail, ia berkata, “Seseorang datang kepada ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia membenciku.’
‘Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta berasal dari Allah, sedangkan kebencian berasal dari setan, untuk membenci apa-apa yang dihalalkan oleh Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan shalat dua raka’at di belakangmu. 
Lalu ucapkanlah (berdo’alah):

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي أَهْلِيْ، وَبَارِكْ لَهُمْ فِيَّ، اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مِنْهُمْ، وَارْزُقْهُمْ مِنِّي، اَللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ إِلَى خَيْرٍ، وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى خَيْرٍ

ALLOHUMMA BAARIK LII FII AHLII, WA BAARIK LAHUM FIYYA. ALLOHUMMARZUQNII MINHUM, WARZUQHUM MINNI. ALLAHUMMAJMA’ BAYNANAA MAA JAMA’TA ILA KHOIRIN, WA FARRIQ BAYNANAA IDZA FARROQTA ILAA KHOIRIN.

Artinya: Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rizki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rizki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan.”  (HR. ‘Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf, 6: 191, no. 10460, 10461).

Semoga membawa berkah dalam membangun rumah tangga dan diberikan anak yang shaleh kepada kita semua.