Doa Wirid Al Ma'tsurat


Al Ma'tsurat adalah kumpulan wirid bacaan doa yang diajarkan oleh Rasulullah sholallahu alaihi wasalam, yang disusun oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna – Tokoh pergerakan Islam dari Mesir.

Syaikh Hasan Al Bana rahimahullah, berasal dari Mahmudiyah, Bahirah Mesir. Beliau dilahirkan pada Oktober 1906 M. Ayahnya bernama Ahmad Abdurrahman Al Bana, penyusun kitab hadits,  Al Fathur Rabbany li Tartib Musnad Al Imam Ahmad. Ayah beliau ahli dalam memperbaiki jam sehingga sering dijuluki As Sa’ati (tukang jam).  Bagi kalangan tertentu yang alergi dengan Ikhwanul Muslimin; biasanya akan menyebut Syaikh Ahmad Al Bana dengan julukannya, As Sa’ati.

Kitab Populer Karya Syaikh Al Bana
Kitab Populer Karya Syaikh Al Bana
Selama hidupnya, Syaikh Hasan Al Bana rahimahullah memiliki beberapa karya ilmiah. Karya-karya itu rata-rata bersifat praktis dan mencerminkan manhaj dakwah Jamaah Ikhwanul Muslimin. Tetapi ada juga karya yang berupa memoar.

Selain itu, ada satu karya yang sangat menarik, yaitu Al Ma’tsurat.  Kitab ini berbentuk buku saku dan isinya sangat praktis. Ia sangat populer sebagai buah karya Syaikh Al Bana; dibaca dan diamalkan banyak kalangan, baik pendukung Ikhwanul Muslimin maupun orang-orang selain mereka. Di pesantren Daarut Tauhiid Bandung, Aa Gym pernah membiasakan santri-santrinya, setiap pagi dan sore, melafadzkan dzikir-dzikir dalam kitab tersebut.

Kitab Al Ma’tsurat karya Syaikh Al Bana ini memiliki beberapa keunikan. Pertama, kitab itu sangat praktis dan ringkas, berisi bacaan-bacaan dzikir yang perlu dibaca setiap pagi dan petang. Kedua, rata-rata dzikir yang disebutkan disana bersumber dari dalil-dalil hadits Nabi. Ketiga, dari sisi nama sangat menarik, Al Ma’tsurat. Kalau diartikan kurang lebih: Bacaan-bacaan dzikir yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallah ‘Alaihi wa Sallam. Istilah Al Ma’tsurat itu kira-kira senada dengan istilah-istilah seperti Al Musnad, Ar Riwayat, Al Hikayat, dan lain-lain.

Kitab Al Ma’tsurat ini pertama kali beredar di Indonesia dalam bentuk buku saku, versi cetakan Malaysia. Diterbitkan oleh Pustaka Tadabbur, Dewan Pustaka Fajar, Shah Alam, Selangor. Cetakan pertama, Mei 1983. Ia dicetak dalam versi Al Wazhifah Al Kubra (format lengkap) dan Al Wazhifah As Sughra (format praktis). Penerbit Mizan juga menerbitkan Al Ma’tsurat ini dalam format cetakan lebih besar (tetapi untuk ukuran buku standar, ia tetap terlihat kecil dan tipis).

Kita perlu bersyukur kepada Allah Ta’ala, lalu memuji penulisnya, dengan tersebarnya kitab Al Ma’tsurat itu. Sebab, di balik tersebarnya kitab praktis ini, ia bermanfaat untuk menghidupkan salah satu Sunnah Nabi yang sangat penting, yaitu: Dzikir pagi dan petang. Syaikh Hasan Al Bana rahimahullah bisa dikatakan sebagai ulama dakwah zaman modern yang berjasa menghidupkan kembali Sunnah ini. Jauh sebelum Syaikh Al Bana menyusun Al Ma’tsurat, Imam Nawawi telah menulis kitab Riyadhus Shalihin dan Al Adzkaar. Dalam kedua kitab ini juga disebutkan dzikir-dzikir yang Sunnah dibaca pada saat pagi dan petang. Namun dalam format yang praktis dan mudah diamalkan, kitab Al Ma’tsurat tetap memiliki kelebihan.

Terdiri dari ayat-ayat pilihan dan lafadz dari hadits Rosulullah yang biasa beliau amalkan dalam wiridnya. Dinamakan Al Ma'tsurat, karena memang semua yang ada dalam kumpulan wirid ini dituntunkan oleh Rosulullah saw.

Kata Ma'tsur artinya yang dituntunkan (ada riwayatnya) oleh Rosulullah saw.

Wirid merupakan salah satu sarana dzikir (mengingat Allah) disamping sarana-sarana yang lain. Setiap mukmin harus senantiasa mengingat Allah dalam setiap kesempatan.

Yang demikian itu akan menguatkan hati dan menjaga kestabilan jiwanya.Dzikir kepada Allah setiap saat, juga merupakan karakter ulul albab (orang-orang yang berakal.

"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring..." (Ali Imran :191)

" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah " (Al Ahzab : 21)

" Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang "
(Al Ahzab : 41-42)

Cukuplah kiranya hadits berikut untuk menjelaskan keutamaan berdzikir dan para pelakunya:

Dalam hadits qudsi Allah berfiirman, " Aku ada pada persangkaan hamba-Ku Kepada-Ku.
Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku akan menyebutnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam sebuah jamaah, Aku akan menyebutnya di dalam jamaah yang lebih baik dari mereka." (Mutaffaq alaih).


Tiap Pagi dan Sore (Usai Sholat Shubuh dan Maghrib)
- Membaca Al Fatihah
- Al Baqarah 1-5,255-257,284-286

Dalil / Riwayat :
1. Allah SWT, berfirman :

“ Maka jika kamu membaca Al Qur’an, mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan Syetan yang terkutuk.”

Diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dari Anas ra. dari Nabi saw bahwa beliau bersabda :
“ Barang siapa diwaktu pagi mengatakan, a’’udzu billahis sami’il aliim mina syathonir rojiim.”, dia akan dibebaskan dari gangguan syetan hingga sore.

2. Hadits Ubay bin Ka’ab ra. menceritakan bahwa Rosulullah saw. bersabda :

“ Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, tidaklah diturunkan dalam Taurat, Zabur, Injil, atau Furqan yang sebanding dengan Al-Fatihah. Sesungguhnya Al-Fatihah merupakan tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Qur’an yang agung yang diturunkan kepadaku.” (HR. Tirmidzi dan ia mengatakan, “hadits hasan shahih.”)

Juga diriwayatkan oleh AbuDawud dan lainnya dengan sanad dari Ubay bin Ka’ab dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda,

“ Setiap hal penting dari yang tidak dimulai dengan ‘Bismillahir rahmanir rahiim’, maka hal itu terputus.”
Artinya, hal itu terputus dari rahmat Allah.

3. Diriwayatkan oleh Ad-Darami dan Al-Baihaqi dalam Asy Syuab dari Ibnu Mas’ud ra. bahwa dia berkata,

“ Barangsiapa membaca sepuluh ayat dari surat Al-Baqarah di permulaan siang, maka ia tidak akan didekati setan sampai sore. Dan jika membacanya sore hari, maka ia tidak akan didekati oleh setan sampai pagi dan ia tidak akan melihat sesuatu yang dibencinya pada keluarga dan hartanya.”

Diriwayatkan juga oleh Ath-Thabrani dalam kitab Al-kabir dan Al-hikam dalan shahihnya, dari Ibnu Mas’ud ra, bahwa Nabi saw. bersabda,

“Barangsiapa membaca sepuluh ayat, empat ayat dari awal surat Al-Baqarah, ayat kursi dan dua ayat sesudahnya, serta ayat-ayat terakhir dari Al-Baqarah tersebut, maka rumahnya tidak akan dimasuki oleh setan sampai pagi.”

Untuk mengetahui bacaan Doa Wirid Al Ma'tsurat lebih lengkap, sobat bisa mendapatkan buku sakunya di toko buku terdekat di kota Anda.