Wanita Muslimah yang Mendapatkan Air Minum dari Langit

pixabay.com

Ghaziyah binti Jabir dikenal juga dengan sebutan Ummu Syarik memiliki semangat yang luar biasa dalam menyebarkan agama Islam yang telah diyakininya sebagai agama Tauhid dengan penuh kesabaran dan pengorbanan.

Sejak  menetapkan Islam menjadi agamanya, sejak itu pula ia berketetapan hati untuk menyebarkan agama tauhid itu.
Ia serahkan seluruh hidupnya untuk Islam. Agama yang mulia itu telah begitu terhujam dalam hatinya. 

Di Mekkah saat itu Islam belum disebarkan secara terang-terangan. Maka dengan diam-diam, ia mendatangi wanita-wanita Quraisy yang ia ajak untuk memeluk agama Islam. Tanpa  kenal lelah dan jemu, wanita Quraiys dari Bani ‘Amir bin Luai ini terus mengajak kaumnya itu. 

Ia paham betul resiko dakwahnya ini. Ia tahu, jika para kafir Quraisy mengetahui perbuatannya, ia akan disiksa dan dimusuhi. Tetapi hal itu tidak membuat semangatnya surut. Buat Ghaziyah, keimanan bukan sekedar kata-kata, keimanan harus di tunjukkan dengan jihad dan perbuatan. Semuanya memerlukan kesabaran dan pengorbanan.

Hingga pada suatu ketika, apa yang dilakukan istri dari Abul Akri ini diketahui para musyrikin Mekkah. Ia ditangkap dan diseret dari rumahnya. Ummu Syariik dibawa menuju padang pasir yang terik. Di sana, Ummu Syariik dibiarkan kepanasan. Mereka menyiksanya begitu agar ia meninggalkan agamanya.
Mereka hanya memberi sepotong roti, tanpa setetes air pun! Setiap kali dipkasa meninggalkan keyakinannya, setiap kali pula ia menolak. Selama 3 hari berturut-turut ia disiksa demikian sehingga kondisinya sangat lemah. Namun imannya tiada goyah. Ia tetap menolak meninggalkan Islam dengan isyarat tangannya. Jari telunjuknya diarahkan ke langi, sebagai tanda bahwa ia tetap meyakini Allah sebagai Tuhannya. Ia tetap teguh pada prinsip Tauhid.

Akhirnya sebuah bukti cinta diperlihatkan Allah kepada hambaNya yang sabar dan teguh. Dengan tidak disangka-sangka, sebuah timba berisi air datang dari atas di hadapan Ummu Syariik. Diapun mengambil timba itu dan meminum airnya. Setelah ia minum, timba itu naik kembali ke atas, menggantung di antara langit dan bumi. Tak berapa lama timba itu turun lagi ke hadapannya, kembali Ummu Syariik meminum airnya. Dan pada kali yang ke tiga, setelah Ummu Syariik puas minum, air yang masih ada di dalam timba itu diguyurkan ke kepala, wajah, dan tubuhnya, hingga ia merasa begitu segar.

Demi melihat kondisi Ummu Syariik, orang-orang yang menyiksanya sangat heran. Apalagi mereka melihat di sana ada timba air lengkap dengan tali yang masih terikat. Sebelumnya, benda itu tidak ada di sana dan mereka yakin tak ada seorangpun yang bisa memberikan padanya lantaran merekalah yang menjaga ketat Ummu Syariik. Saat itu juga mereka mengakui kebenaran agama tauhid yang dibawa Muhammad SAW.

Ummu Syariik telah membuktikan, bahwa pengorbanan dan kesungguhan dalam perjuangan menegakkan agama Allah, akan berbuah manis.