Polemik Tasawuf

Tasawwuf

Artikel ringkasan surat menyurat antara Dr.M. Anwar Beg dengan Mawlana Shaykh Muhammad Hisham Kabbani dalam majalah “The Muslim Vol.3 No.1 dan 2 Winter/Spring 2000

Tasawwuf adalah jantung Islam merupakan tema majalah The Muslim dalam edisi musim gugur th 1999. Gema dari tema ini ternyata telah menghangatkan percaturan dan wacana masyarakat berbahasa Inggris yang haus dengan informasi yang sahih tentang ruh peradaban.

Majalah The Muslim yang memiliki kualitas teknis sangat baik dan isinya yang sahih serta merta telah dapat merebut perhatian pembaca barat.

Namun Dr. M. Anwar Beg, seorang yang merasa modernis kontan menulis sanggahan nya; bukan tasawuf, ia menyanggah, melainkan tauhid yang merupakan jantung Islam. Dia melanjutkan betapa tasawwuf merupakan titik balik kemunduran Islam. Di Maroko kaum sufi menyembah dan beribadah di kuburan “Sayyid ini dan Sayyid itu”.

Memang, dahulu tasawuf pernah mengambil peran dalam sejarah Islamketika dalam fase kritis, tetapi sekarang—masih menurut Dr. Anwar Beg- semua sudah berlalu, dan yan bersisa hanya kemundurannya saja, spirit atau kejayaan Islam telah hilang dari ummatnya. Cendikiawan muslim Ismail Rajhi Al Faruqi pun berpendapat bahwa puisi-puisi Rabi’ah Al Adawiah juga dipengaruhi model-model ma’rifat kristiani, yahudi maupun hinduisme. Hal itulah yang memalingkan ummat Islam dari nyata menjadi mistis. Demikian pendapat Dr. Anwar Beg dan Dr. Al Faruqi.

Mawlana Shaykh Hisham menjawab dengan santun serta member penghargaan mendalam kepada Dr. anwar Beg maupun Dr. Al Faruqi. Mawlana mengingatkan adanya ijma ulama tentang arti kata tasawwuf itu sendiri, ternyata, maudlu’ataupunsubstansi ijma’itu tak tampak dalam apa yang merupakanpenertian kedua orang ini dibandingkan misalnya dengan apa yang diungkapkan Mawlana Abul A’la Al Maududi dalam buku Mabadi’al Islam:

Tassawuf adalah pelaksanaan syariat Islam dengan mantap dan bersungguh-sungguh sehingga terbentuk bobot dan suasana keikhlasan , derajat kesungguhan itu sendiri dalam beramal, dan ibadah serta proses pensucian hati secara keseluruhan.
Dengan demikian nampaklah bahwa tasawwuf itu sesungguhnya merupakan suatu ilmu mengenai bagaimana mensucikan hati, dan sama sekali bukan sesuatu yang berasal dari luar (asing) ke dalam tatanan Islam, melainkan lebih mencerminkan perwujudan dari tiga macam fondasi Agama Islam itu sendiri yakni Islam, Iman dan Ihsan. Hal ini menjadikan tegaknya tiang-tiang agama berikut tumbuhnya kesadaran mukmin agar senantiasa berada dalam posisi sowan (audiensi) di hadapan Allah ta’ala.

Itulah Ihsan yang menjadi dasar tasawwuf yang merupakan pengetahuan mengenai kedalam isi agama rahmat Allah Ta’ala ini, sekaligus sebagai metode meraih petunjuk ilahiyah, penyempurnaan akhlaq yang merupakan isi risalah serta tarbiyah Rosulullah…