Penolakan terhadap bendera HTI
Anak Kecil Untuk Propaganda HTI |
Simpang siur penolakan bendera Hizbut Tahrir Indonesia yang mengemuka mendapat respon dari KH Ahmad Muwafiq. Penolakan terhadap bendera HTI tidak berarti penolakan terhadap kalimat tauhid ‘la ilaha illallah’. Sebab kalimat tauhid dan bendera HTI yang menggunakan kalimat tauhid adalah dua hal yang berbeda.
Sebagai perumpamaan, kiai asal Yogyakarta ini menyontohkan tentang penolakan terhadap simbol organisasi Partai Komunis Indonesia.
“Bendera palu-arit PKI kita tolak, tapi kalau palu tetep kita pake nukang, dan arit tetep kita pake ke sawah,” kata Kiai Muwafiq melalui keterangannya di dalam akun Ngaji Bareng Gus Muwafiq, Senin (12/9).
Sehingga kesimpulan bahwa penolakan terhadap idologi PKI berarti penolakan terhadap alat berupa palu dan arit adalah kesimpulan yang keliru. “Jadi penolakan terhadap bendera palu arit tidak berarti penolakan palu dan arit sebagai sebuah alat kerja,” jelasnya.
Penjelasan serupa digunakan Kiai Muwafiq untuk menjelaskan penolakan pada bendera HTI yang menggunakan kalimat tauhid.
Kiai kelahiran Lamongan ini menjelaskan, penolakan tersebut lebih kepada penolakan terhadap ideologi dan identitas HTI yang memang telah ditetapkan sebagai organisasi terlarang.
“Begitu juga benderanya Hizbut Tahrir yang menggunakan lafal la ilaha illallah kita tolak, karena menjadi identitas Hizbut Tahrir,” paparnya.
Akan tetapi, kalimat tauhid sendiri oleh umat Islam secara keseluruhan khususnya kalangan Nahdlatul Ulama digunakan setiap hari sebagai kalimat tauhid untuk berdzikir pada Allah SWT.
Kiai Muwafiq meminta agar penolakan terhadap simbol HTI tidak dipelintir dan dipercaya sebagai penolakan terhadap penolakan terhadap kalimat tauhid itu sendiri. “Jadi jangan diputar balik, ya!” pungkasnya.
Gus Muwafiq, Nu Online