Aksi Bela Rohingnya, Putri Sulung Gus Dur Malah Diserang Simpatisan FPI



Sejumlah warganet membuat meme foto dirinya yang dibubuhi tulisan "Anak si buta". Alissa lantas mengunggah ulang foto tersebut ke akun pribadi Twitternya.

"Dikirimi screencap Instagram ini. Katanya: Anak si Buta. Yes, I am and proud of it! (ya saya anak si buta, dan saya bangga)," tulis Alissa sebagai keterangan meme tersebut.

Alissa menjadi korban perisakan lantaran mengunggah opininya mengenai konflik berdarah Myanmar-Rohingya, di Twitter miliknya, Minggu (3/9)  akhir pekan lalu.


"Kita boleh menolak Ma Ba Tha, kelompok ekstremis Buddhis di Myanmar. Tapi, Buddhis-Buddhis  lain tidak seperti mereka, seperti sebagian besar kita bukan FPI," tulisnya kala itu.

Tulisannya itu diprotes oleh pendukung FPI, yang menanggap Alissa menyamakan mereka dengan kaum ekstremis.

Namun, Alissa sudah memberi penjelasan argumentatif mengenai tulisannya itu.

"Saya bilang tidak semua orang Buddha ikut Ma Ba Tha. Seperti tidak semua orang Islam ikut  FPI, atau NU. Sama saja," terangnya.

Alissa lantas menjelaskan bagaimana sikap Muslim Indonesia menyikapi konflik Rohingya, yang bisa dijadikan alat hasutan oleh kaum ekstremis.

"Kita wajib membela Rohingya. Bisa karena sesama Muslim, bisa karena sesama manusia. Tolak Genosida oleh tentara Myanmar. Namun, tidak semua Muslim di Myanmar jadi korban genosida, karena tidak semuanya orang Rohingya," terangnya.

Sebaliknya, kata dia, tidak semua Buddhis di Myanmar keji terhadap Muslim di negerinya. Selain itu, Buddhis yang keji terhadap kaum Rohingya tidak ada hubungannya dengan Buddhis di Indonesia.

Setelah mengunggah meme yang mengejek dirinya dan almarhum Gus Dur, Alissa mendapat banyak simpati dari warganet.

"Tak ada yang bisa menyakiti anakku Alissa Wahid. Apalagi hanya pecundang yang sakit jiwa. Dia adalah puteri Gus Dur yang perkasa," tulis ulama sekaligus budayawan A Mustofa Bisri melalui akun Twitter pribadinya.(suara.com)