Kisah Hikmah : Paimin dan Paijo Naik Pesawat

Paimin dan Paijo Naik Pesawat

"Kita berhenti sejenak ya Min, shalat subuh dulu. Ini waktunya tinggal 10 menit. Kalau melanjutkan ke bandara, waktu shalat gak bakal cukup", kata Paijo pd Parmin, teman bisnisnya.

"Ga Usah lah Jo.. Nanti kita ketinggalan pesawat, kontrak bisnis kita bisa hancur. Kesempatan kita meraup keuntungan miliaran akan hangus.
Hangus Jo..!",  jawab Parmin.

"Lah terus shalat subuhnya kepriye Min.", tanya Paijo

"Wis Gampang Jo .. nanti kita qadla saja. Wis toh percoyo aku, Gusti Allah pasti memahami dilema kita.".

"Ya nggak boleh begitu juga Min..Itu namanya kita memaksa Tuhan utk memahami diri kita, tapi kita tidak mau  memahami kewajiban kita sebagai hamba  Tuhan.."

Meski ndonkol, akhirnya Parmin menuruti kata-kata Paijo, dan sepakat berhenti dulu di sebuah mesjid untuk menunaikan shalat subuh.

Selesai shalat, keduanya melanjutkan perjalanan menuju bandara. Benar juga, sesampai di bandara, pesawat baru saja lepas landas menuju Hongkong.

" Wuzzzz "

"Iki gara-gara awakmu Jo.. Kontrak bisnis yg sudah kita rintis selama dua bulan, melalui lobi sana-sini, melalui persaingan yg berat, hancur semua gara-gara nuruti awakmu shalat subuh.
Kowe iku ra duwe insting bisnis blas.."

"Saya minta maaf Min.. mungkin ini belum rezeki kita..".

"Belum rezeki kita ndasmu Jo..!"

"Sekali lagi sepuranu Min.."

"Iki mengko sampe omah mesti aku didamprat karo Surti, ibuke anak-anak.. Kowe ngerti dewe toh.. bojoku Kuwi galake ra pakat..!", gerutu Parmin.

"Lebih takutlah kepada Allah daripada takut kpd istrimu Min.."

"Preeettt...!", jawab Parmin asal-asalan.

Akhirnya mereka berdua kembali ke hotel. Setelah masuk kamar, Parmin meraih remote tv dan menyalakannya. Ia menyaksikan berita terbaru dari reporter tv, yg memberitakan bahwa sebuah pesawat dengan nomor 212 tujuan Hongkong meledak di udara, beberapa saat setelah di angkasa.
Pesawat terbakar dan hancur berkeping-keping.

Menyaksikan kejadian tragis itu, Parmin takk mampu berkata apa2. Mulutnya seperti terkunci. Kakinya lunglai.

"Astaghfirullah..., itu adalah pesawat yg rencananya akan kami tumpangi", kata Parmin dalam hati.
Kisah seperti itu sudah sering kita dengar, dan muncul dalam banyak versi. Tapi satu hal yg mesti kita garis bawahi, bahwa Allah Ta'ala memiliki rencananya sendiri, gagasan dan ide di luar nalar dan alur pikiran manusia.

Skenario Tuhan kadang sulit ditebak endingnya, meski banyak juga semuanya bergerak dan berjalan sesuai hukum alam, sunnatullah.

Namun sebagai manusia, sudah semestinya kita menjalankan kewajiban kita, tugas-tugas kita.
Jangan menuntut hak yg berlebihan, karena sesungguhnya kita tidak punya hak apa pun di hadapan Tuhan.

Sebagai makhluk yg diciptakan, jangan berlebihan dan melampaui batas, sehingga kita sudah melompat jauh dari batas2 kemanusiaan kita.

Jangan bertindak layaknya Tuhan, yg merasa paling tahu, paling benar, dan paling merasa akan masuk surga. Sifat-sifat itu sangat dibenci Tuhan.

Kita makhluk lemah. Pasti khilaf dan salah. Dalam kebenaran kita, mgkin tersisa kekhilafan. Pun begitu, dalam kekhilafan org lain, boleh jd kita temukan sisi lain kebenaran.

Tuhan adalah Sang Sutradara yg sebenarnya. Rencana Tuhan penuh teka-teki. Yg baik di mata kita hari ini, blm tentu baik utk ke depannya. Begitu juga sebaliknya.

Jadi, kita harus berbaik sangka kepada Tuhan.

Allah Ta'ala berfirman, "Ana a'lamu wa antum la ta'lamun".

Yang penting semua berkah. Berkah itu besar nilainya. Ada kawan punya gaji 10 juta perbulan. Tapi belum bisa bikin rumah, belum dapat jodoh, plus banyak punya hutang di bank.

Tapi ada kawan gaji cuma 2 juta per bulan, sudah bisa bikin rumah, gak punya hutang di bank, punya istri dua, bahkan kabarnya mau nambah.

Hehe..Kalau yg ini sih bukan berkah, tapi nekaaaad...!!! ( fb semar )