Kisah Teladan : Serakah Membawa Kehancuran
Manusia tak luput dari segala kesalahan, dan salah satu sifat buruk manusia adalah sifat iri dengki, serakah, dan tidak ingin melihat oang lain bahagia.
Berikut ini adalah kisah teladan mengenai bahaya keserakahan yang dapat menghancurkan hidup diri sendiri dan merugikan orang lain.
Kisah ini ditulis berdasarkan cerita nyata yang terjadi di daerah Bandung. Saya bagikan disini untuk teman – teman yang sibuk menjalankan bisnis, juga kepada pembaca yang budiman agar dapat menambah pengalaman dan bisa diambil pelajaran.
Alkisah ada sebuah toko bisnis yang terletak dipinggir jalan yang banyak dilalui oleh kendaraan.
Toko tersebut menyediakan oleh – oleh makanan khas Bandung diantaranya yaitu peuyeum Bandung. Peuyeum ini semacam tape yang terbuat dari singkong, bedanya dengan tape dapat dilihat dari bentuknya seperti singkong tapi sudah difermentasi dan tidak lembek seperti tape biasa.
Banyak pengunjung yang membeli dan berbelanja peuyeum ini sebagai makanan tradisional dan juga bisa untuk oleh – oleh dari Bandung.
Suatu hari ada seorang pembeli yang hendak membeli peuyeum di toko itu, tapi tidak jadi terlaksana karena pembeli tersebut malah berbelanja kepada seorang kakek tua yang kebetulan waktu itu menjajakan peuyeum dengan cara dipanggul.
Mungkin, karena iba atau ingin berbagi rezeki pembeli berbelanja kepada kakek tua itu, hingga akhirnya sang pemilik toko merasa gusar dan menghardik kakek tua itu karena merasa dagangannya tersaingi.
Maneh naha dagang di diue nganggu dagangan aing, sok atuh pergi yang jauh dari sini, dasar g*blog.
Merasa tidak enak, dan di caci maki oleh pemilik toko akhirnya sang kakek yang merasa teraniaya segera pergi hingga ketika waktu masuk waktu sholat sang kakek mampir di sebuah masjid yang tidak jauh dari jalan yang banyak dilalui kendaraan itu.
Meski hanya pedagang peuyeum warga setempat mengenal Sang kakek termasuk rajin menunaikan sholat berjamaah dan rajin berdo’a kepada Allah Ta'ala, mungkin diantara do'anya agar sang pemilik toko yang serakah itu agar segera mendapat hidayah dan mendapat balasan atas perbuatannya.
Do’a seorang kakek yang teraniaya dan tak berdosa itu pastinya didengar oleh Nu Maha Agung, yang berkuasa atas segala sesuatu.
Tak berapa lama, beberapa minggu kemudian toko yang tadinya rame oleh pengunjung akhirnya mendadak sepi tanpa ada yang membeli. Malahan terjadi keanehan yaitu dagangan peuyeum di toko itu tidak memiliki rasa khas peuyeum dan cepat basi.
Tak lama kemudian toko itu pun, segera tutup. Penjual toko itu akhirnya berjualan di tempat lain, tapi tetep saja sepi dengan pembeli.
Hingga saat itu pemilik toko, ingin segera menemukan kakek yang tidak pernah nampak lagi dan misterius itu.
Hanya sekedar ingin meminta maaf atas segala kesalahan yang telah lewat.
Kalau sudah mengalami kebangkrutan seperti ini, manusia biasanya baru ingat atas kesalahan telah di lalui.
Pesannya bagi para pembaca :
- rezeki sudah di bagi – bagi jangan serakah.
- Hormatilah sesama apalagi kepada orang tua.
- do’a orang tak berdosa dan teraniaya akan di kabulkan oleh Allah, berhati – hatilah.
Thank you
Berikut ini adalah kisah teladan mengenai bahaya keserakahan yang dapat menghancurkan hidup diri sendiri dan merugikan orang lain.
Kisah ini ditulis berdasarkan cerita nyata yang terjadi di daerah Bandung. Saya bagikan disini untuk teman – teman yang sibuk menjalankan bisnis, juga kepada pembaca yang budiman agar dapat menambah pengalaman dan bisa diambil pelajaran.
Alkisah ada sebuah toko bisnis yang terletak dipinggir jalan yang banyak dilalui oleh kendaraan.
Toko tersebut menyediakan oleh – oleh makanan khas Bandung diantaranya yaitu peuyeum Bandung. Peuyeum ini semacam tape yang terbuat dari singkong, bedanya dengan tape dapat dilihat dari bentuknya seperti singkong tapi sudah difermentasi dan tidak lembek seperti tape biasa.
This is Peuyeum |
Banyak pengunjung yang membeli dan berbelanja peuyeum ini sebagai makanan tradisional dan juga bisa untuk oleh – oleh dari Bandung.
Suatu hari ada seorang pembeli yang hendak membeli peuyeum di toko itu, tapi tidak jadi terlaksana karena pembeli tersebut malah berbelanja kepada seorang kakek tua yang kebetulan waktu itu menjajakan peuyeum dengan cara dipanggul.
Mungkin, karena iba atau ingin berbagi rezeki pembeli berbelanja kepada kakek tua itu, hingga akhirnya sang pemilik toko merasa gusar dan menghardik kakek tua itu karena merasa dagangannya tersaingi.
Maneh naha dagang di diue nganggu dagangan aing, sok atuh pergi yang jauh dari sini, dasar g*blog.
Merasa tidak enak, dan di caci maki oleh pemilik toko akhirnya sang kakek yang merasa teraniaya segera pergi hingga ketika waktu masuk waktu sholat sang kakek mampir di sebuah masjid yang tidak jauh dari jalan yang banyak dilalui kendaraan itu.
Meski hanya pedagang peuyeum warga setempat mengenal Sang kakek termasuk rajin menunaikan sholat berjamaah dan rajin berdo’a kepada Allah Ta'ala, mungkin diantara do'anya agar sang pemilik toko yang serakah itu agar segera mendapat hidayah dan mendapat balasan atas perbuatannya.
Do’a seorang kakek yang teraniaya dan tak berdosa itu pastinya didengar oleh Nu Maha Agung, yang berkuasa atas segala sesuatu.
Tak berapa lama, beberapa minggu kemudian toko yang tadinya rame oleh pengunjung akhirnya mendadak sepi tanpa ada yang membeli. Malahan terjadi keanehan yaitu dagangan peuyeum di toko itu tidak memiliki rasa khas peuyeum dan cepat basi.
Tak lama kemudian toko itu pun, segera tutup. Penjual toko itu akhirnya berjualan di tempat lain, tapi tetep saja sepi dengan pembeli.
Hingga saat itu pemilik toko, ingin segera menemukan kakek yang tidak pernah nampak lagi dan misterius itu.
Hanya sekedar ingin meminta maaf atas segala kesalahan yang telah lewat.
Kalau sudah mengalami kebangkrutan seperti ini, manusia biasanya baru ingat atas kesalahan telah di lalui.
Pesannya bagi para pembaca :
- rezeki sudah di bagi – bagi jangan serakah.
- Hormatilah sesama apalagi kepada orang tua.
- do’a orang tak berdosa dan teraniaya akan di kabulkan oleh Allah, berhati – hatilah.
Thank you